Tuesday, May 15, 2012

wilhelm wundt

WILHELM MAXIMILIAN WUNDT
(Tokoh Psikologi Eksperimental)

A.   Biografi
Wilhelm Maximilian Wundt lahir pada tanggal 16 agustus 1832 di Neckarau, dekat kota Mannheim, Grand Duchy of Baden, Jerman dari sebuah keluarga intelektual (pendeta), putra dari seorang pendeta Lutheran. Sebagai seorang anak, Wundt kecil telah memperlihatkan temperamen yang agresif dan serius.
Sejak kecil beliau tidak mempunyai teman bermain, karena satu-satunya saudaranya yang masih hidup pergi untuk melanjutkan sekolah sedangkan dua lainnya telah meninggal dunia. Beliau lebih suka belajar dengan sahabat ayahnya yang juga seorang pendeta yang bernama Friederich Muller, sampai rela meninggalkan kedua orang tuanya dan pindah ke desa lain mengikuti Muller.
Saat berusia 19 tahun wundt belajar mengikuti ambisinya, yaitu belajar ilmu faal, namun karena ayahnya meninggal dunia dan kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan ia bersekolah di Universitas Tubingen, maka pada tahun 1851-1856 ia melanjutkan studi di bidang kedokteran di Universitas Heidelberg agar dapat langsung bekerja setelah lulus. Disana ia menamatkan studi kesarjanaannya serta memperoleh gelar doktor. Ia juga menamatkan kesarjanaannya dalam bidang hukum di Universitas Berlin. Selama tahun-tahun terakhir di Heidelberg ia menderita penyakit yang hampir fatal.
Beliau dikenal sebagai seorang psikolog, sosiolog, fisiolog, dokter, filsuf, ahli hukum, profesor dan seorang ilmuan yang banyak melakukan penelitian, termasuk tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola panca indra). Dan juga dikenal sebagai penemu psikologi modern dan dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental.
Awalnya ia mengajar fifiologi di Universitas Heidelberg, ia menawarkan program pertama yang diajarkan dalam psikologi ilmiah sambil menekankan penggunaan metode eksperimental yang diambil dari ilmu-ilmu alam dan menekankan hubungan fisiologis otak dan fikiran.
Latar belakangnya akan berdampak besar pada pendekatan ilmu baru psikologi. Ceramah psikologi diterbitkan sebagai kuliah dalam fikiran manusia dan hewan tahun 1863. Pada tahun 1864 beliau dipromosikan sebagai asisten profesor fisiolog dan ahli fisika di Heidelberg, Hermann Von Helmhotz, sebelumnya beliau belajar singkat dengan Johannes Putter Muller pada tahun 1858-1864.
Kemudian di pindahkan ke laboratorium Helmhotz. Disitulah muncul ide bahwa psikologi merupakan cabang ilmu yang mandiri dan disana juga dia menulis bukunya yang berjudul “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung” (persepsi yang dipengaruhi kesadaran) yang berisi ide dan pemikirannya dan mengindikasikan bahwa ia tertarik pada psikologi, dan buku tersebut diterbitkan pada tahun 1862 sebagai bukunya yang pertama.
Dalam buku itu terdapat istilah “Experimental Psycology” yang didasarkan atas eksperimen-eksperimen yang dilakukannya sendiri di laboratoriumnya sendiri. Buku lainnya diterbitkan tahun 1873 yaitu “Grund zuge der Physiologichen Psychologie” (dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi), yang berisi kuliah-kuliah yang diberikan Wundt tentang psikoligi dan ilmu faal.  Kemudian ia menikahi seorang perempuan yang bernama Sophie Mau di Heidelberg.
Tahun 1867, di Heidelberg wundt membuka course dalam bidang Physiological Psychologi, yang merupakan course pertama kali di dunia tentang hal tersebut. Namun pengertian dari Physiological itu menurut Wundt adalah eksperimental. Jadi Wundt mengajar dan menulis mengenai Physiological Psychologi dalam arti Exsperimental Psychology.
Wundt menulis lebih dari 54.000 halaman (4) buku, laporan penelitian dan teori serta menghabiskan 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menjadi pembimbing disertasi 186 doktor dari berbagai disiplin ilmu. Beberapa karyanya adalah “Kuliah pada Manusia dan Hewan Psikologi, Essay,” “Etika: Sebuah Investigasi Fakta dan Hukum Kehidupan Moral,” “Hypnotismus dan Saran ( 1892),” dan “Pengantar Psikologi”.
B.   Teori
Tahun 1874 wundt membuat karya tulis yang menggunakan sistem dalam psikologi yang menyelidiki pengalaman langsung (mediate experience) dari kesadaran manusia yang berjudul "Principles of Physiological Psychology". Pengalaman langsung tersebut memberikan informasi atau pengetahuan tentang sesuatu yang lain dari elemen pengalaman itu sendiri.
Pengalaman itu dijelajahi melalui introspeksi (penelitian seseorang dengan observasi dirinya sendiri mengenai keadaan psikisnya) termasuk perasaan, emosi, dan gagasan. Metode yang digunakan adalah metode observasi. Bagian sistem strukturalisme Wundt ini yang dikembangkan dan diperjuangkan oleh muridnya Titchener yang tidak dapat bersaing secara efektif dalam lingkungan Amerika fragmatis dengan pribumi.
Pada the immediate experience (pengalaman yang tidak langsung) melihat sesuatu itu tidak pada objeknya, tapi lebih pada pengalaman mengenai sesuatu tersebut. Sehingga tidak dibiasi oleh interpretasi, dalam arti pada objek sesuatu tersebut.
Pada tahun 1875, ia pindah ke Leipzig, Jerman. Di universitas Leipzig ia mendirikan phsycological institute dimana ia juga memperoleh posisi sebagai profesor. Pada tahun 1879 ia mendirikan laboratorium psikologi yang menandakan bahwa psikologi menjadi cabang ilmu yang mandiri. Sebelum tahun 1879, sudah banyak orang yang mengenal psikologi, namun belum ada yang mau mengaku menjadi sarjana psikologi. Baru setelah berdirinya laboratorium psikologi tersebut, seluruh sarjana dari seluruh dunia berkumpul untuk laboratorium tersebut, dan Wundt tidak lagi dianggap sebagai dokter dan ahli ilmu faal, karena mengadakan penelitian-penelitian di laboratorium yang ia dirikan.
Di awal berdirinya laboratorium ini, wundt membiayai dari kantongnya sendiri sebagai usaha pribadi. Baru pada tahun 1885, laboratorium ini diakui oleh universitas Leipzig secara resmi dan dibiayai. Laboratorium ini berkembang pesat sebelum gedungnya hancur pada perang dunia ke-2. Pada tahun 1881 wundt juga membuat jurnal riset yang pertama.
Dalam usahanya menyelidiki berbagai gejala kejiwaan di laboratoriumnya, Wundt banyak menggunakan metode eksperimen,karena itu ia dikenal sebagai seorang eksperimentalis. Dari itu Wundt menyadari bahwa eksperimen harus dilakukan dengan metode tertentu dan bahwa faktor pribadi tidak dapat diabaikan dalam penelitian psikologi. Karena itu Wundt menggunakan metode introspeksi atau selbsbeobachtung, dimana orang percobaan diminta untuk melihat ke dalam dirinya sendiri setelah suatu eksperimen dan menceritakan kembali apa yang dialami dan dirasakan selama eksperimen berlangsung. Karena itu Wundt dikenal sebagai seorang introspeksionis. Dalam salah satu karyanya ia menulis “Psychology begins with introspection” (Psikologi mulai dengan introspeksi).
Mengenai introspeksi, Wundt mengajukan beberapa ketentuan, yaitu (a) observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi, (b) observer harus memusatkan perhatiannya, (c) observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali, (d) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.
Awalnya wundt menggolongkan mind mencakup proses-proses ketidak sadaran (unconsiousness) dengan metode eksperimen (cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang empiris dan objektif). Namun dalam perkembangannya wundt mengakui bahwa metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar, namun masih ada proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tersebut, yang muncul dalam bentuk kreatifitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban yang bersifat abadi seperti mitos, bahasa, custom dan budaya.

C.   Subjek penelitian

Wundt adalah seorang strukturalis sehingga menitikberatkan subject matter (pokok bahasan) pada struktur dari kesadaran yang terdiri dari bagian-bagiannya. Pokok bahasan ini dapat dipelajari dengan metode analisis atau metode reduksi. Dalam salah satu tulisannya Wundt mengemukakan “the first step in the investigation of a fact must therefore be a description of the individual elements ... of which it consists”, ia berpendapat bahwa kesadaran adalah aktif dalam mengorganisasi isinya. Wundt berusaha memahami pemikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, dengan membayangkan psikologi sebagai disiplin ilmu.
 Pengalaman kesadaran oleh Wundt dibagi atas dua bagian, yaitu pengindaraan (sensation) dan perasaan (feeling). Pengindaraan adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang yang datang dari luar dan dapat di analisa sampai elemen-elemen yang terkecil. Wundt percaya elemen terkecil dari penginderaan merupaka elemen terkecil juga dari pengalaman. Perasaan adalah sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, yang tidak terlalu dipengaruhi dan tidak merupakan reaksi langsung terhadap rangsang-rangsang dari luar.
Wundt membedakan psikologi dalam dua lapangan, yaitu individual psychology (psikologi perorangan) dan volker psychology (psikologi masa). Pada individual psychology banyak diselidiki gejala-gejala atau proses mental yang rendah seperti pengindaraan dan perasaan (lower mental process). Di samping itu terdapat juga proses mental yang tinggi (higher mental process) seperti  berfikir dan belajar.
Pada volker psychology banyak menyelidiki gejala kejiwaan pada kelompok orang. Kehidupan kejiwaan dari sekelompok individu merupaka kesatuan yang berdiri sendiri yang disebut sebagai volkziel oleh Wundt. Volkziel bersifat universal dan berhubungan dengan kehidupan keagamaan dan moralitas. Metode yang digunakan lebih baik adalah metode pengumpulan data kolektif. Adanya konsep ini kemudian hari akan merangsang tumbuhnya anggapan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian yang menjadi titik tolak dari aliran psikologi Gestalt.
 Wundt membagi perasaan menjadi tiga atau disebut juga dengan the three dimensional theory of feeling, yaitu :
a.      Pleasant vs unpleasant : perasaan senang atau tidak senang dialami oleh individu meskipun tingkatannya berbeda-beda.
b.      High vs low arousal : high arousal adalah perasaan yang dialami oleh individu disertai perilaku atau perbuatan yang menampak, seperti orang menari-nari ketika lulus ujian. Sedangkan low arousal adalah sebaliknya, seseorang yang mengalami perasaan senang tapi tetap tenang saja tanpa ada perbuatan atau perilaku yang menampak, seperti orang yang lulus ujian atau menerima uang banyak tapi diam saja.
c.       Concentrated vs relaxed attention : concentrated attention adalah suatu perasaan yang dialami individu sebagai sesuatu yang belum nyata atau masih dalam pengharapan, sedangkan relaxed attention adalah suatu perasaan yang dialami individu karena sesuatu itu telah nyata.

Fokus studi wundt dapat dilihat dari salah satu karya besarnya, yaitu “Principles of Physiological Psychology” yang memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi dan abnormalitas kesadaran.
Hasil eksperimennya tentang ingatan menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind), faktanya adalah bahwa ide sederhana akan lebih mudah diingat dan berdasarkan karakteristik kesadaran manusia yang bersifat selektif. Konsep pentingnya adalah apperception, yaitu bentuk operasi mental yang mengsintesakan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh dan berpengaruh pada proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Dalam penyelidikan mengenai pengamatan, Wundt mengungkapkan bahwa dalam persepsi banyak pengaruh kehendak. Karena itu Wundt bisa juga dianggap sebagai seorang voluntaris karena ia sangat memperhatikan peranan faktor kehendak dalam pengamatan. Pengamatan itu oleh Wundt dibagi atas persepsi dan appersepsi. Rangsang-rangsang yang sampai kepada seseorang mula-mula ditangkap oleh reseptor, kemudian rangsang-rangsang itu dipersepsikan, yaitu masuk ke dalam lapangan pengamatan atau blik feld, baru kalau rangsang itu masuk dalam titik pengamatan atau blik punkt, maka rangsang itu disadari atau diappersepsikan.
Studi tentang emosi dikemukakannya sebagai pengalaman yang kompleks terdiri dari pengalaman dan pengindaraan tubuh. Kehendak adalah pola emosi yang ditandai adanya perubahan perasaan saat melakukan tindakan. Suatu doktrin yang dikemukakan oleh Wundt adalah prinsip Sinthesis Kreatif (Principle of Creatife Synthesis) atau disebut juga hukum resultan psikis (The Law Physic Resultant) yang berbunyi “ setiap gejala psikis yang kompleks selalu mempunyai karakteristik dari elemen-elemennya”.
Ide tentang abnormalitas kesadaran dibangun melalui diskusi-diskusi dengan psikiater terkenal Kretschmer dan Kraepelin. Ide tentang schyzoprenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan proses atensi. Akibatnya proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak terkontrol.
Wundt meninggal pada usia 88 tahun pada tanggal 31 agustus 1920 di Großbothen dekat Leipzig, Jerman. Di tahun-tahun terakhirnya Wundt berfokus pada psikologi sosial dan budaya, dan sebelum kematiannya ia telah menyelesaikan karya 10 “volumenya”, psikologi sosial. Murid bimbingan beliau diantaranya Edward B. Titchener, G. Stanley Hall, Oswald Kulpe, Hugo Munsterberg, Vladimir Bekhterev, James McKeen Cattell, Lightner Witmer.
Wundt adalah seorang fundasionalis saleh, bekerja tanpa lelah untuk memahami kerumitan bidang pengetahuan, belajar untuk membentuk pemahaman koheren atomistik alam semesta. Atas kerja kerasnya American Psychological Asosiasi mendirikan “Wilhelm Wundt-William James Award untuk Kontribusi yang luar biasa untuk Trans-Atlantik Psikologi”, yang mengakui “catatan penting dari kerjasama penelitian Trans-Atlantik”. Walaupun dianggap penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, namun sumbangannya pada psikologi kontemporer diperdebatkan oleh banyak ahli sekarang.

Kesimpulan
Wilhelm Maximillian Wundt adalah seorang berkebangsaan Jerman yang dikenal sebagai penemu psikologi modern dan dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental. Ia mendirikan sebuah laboratorium psikologi di universitas Leipzig, Jerman, yang menandakan bahwa psikologi adalah sebuah cabang ilmu yang mandiri pada tahun 1879.
Wundt lebih menitikberatkan studinya mengenai pengalaman yang tidak langsung (immediate experience) daripada pengalaman yang langsung (mediate experience). Pengalaman langsung memberikan informasi atau pengetahuan yang lain daripada elemen pengalaman itu sendiri. Misalnya kalau seseorang melihat bunga dan mengatakan bahwa “bunga itu merah”. Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa perhatian orang yang utama adalah bunga itu sendiri, bukan fakta bahwa seseorang mengalami kemerahannya bunga itu sendiri.

Referensi
Walgito,Bimo,Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi,2005.
Dirgagunarsa,Singgih,Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara.



                                                                                              

No comments:

Post a Comment